Sabtu, 10 Maret 2012

Pertemuan Ke-8 dan 9


Struktur Pasar

Struktur Pasar memiliki pengertian penggolongan produsen kepada beberapa bentuk. Pasar berdasarkan pada ciri-ciri seperti jenis produk yang dihasilkan, banyaknya
perusahaan dalam industri, mudah tidaknya keluar atau masuk ke dalam industri dan
peranan iklan dalam kegiatan industri.
Pada analisa ekonomi dibedakan menjadi pasar persaingan sempurna dan pasar
persaingan tidak sempurna (yang meliputi monopoli, oligopoli, monopolistik dan
monopsoni).

·         Pasar Persaingan Sempurna
Pengertian pasar persaingan sempurna adalah suatu bentuk interaksi antara permintaan
dengan penawaran di mana jumlah pembeli dan penjual sedemikian rupa banyaknya/
tidak terbatas.

Ciri-ciri pokok dari pasar persaingan sempurna adalah:
a. Jumlah perusahaan dalam pasar sangat banyak.
b. Produk/barang yang diperdagangkan serba sama (homogen).
c. Konsumen memahami sepenuhnya keadaan pasar.
d. Tidak ada hambatan untuk keluar/masuk bagi setiap penjual.
e. Pemerintah tidak campur tangan dalam proses pembentukan harga.
f. Penjual atau produsen hanya berperan sebagai price taker (pengambil harga).

·         Pasar Monopoli
Arti dari pasar monopoli adalah suatu bentuk interaksi antara permintaan dan
penawaran di mana hanya ada satu penjual/produsen yang berhadapan dengan
banyak pembeli atau konsumen.

Ciri-ciri dari pasar monopoli adalah:
1) hanya ada satu produsen yang menguasai penawaran;
2) tidak ada barang substitusi/pengganti yang mirip (close substitute);
3) produsen memiliki kekuatan menentukan harga; dan
4) tidak ada pengusaha lain yang bisa memasuki pasar tersebut karena ada
hambatan berupa keunggulan perusahaan.

·         Pasar Monopolistik

Arti dari pasar monopolistik adalah suatu bentuk interaksi antara permintaan dengan
penawaran di mana terdapat sejumlah besar penjual yang menawarkan barang yang
sama. Pasar monopolistik merupakan pasar yang memiliki sifat monopoli pada
spesifikasi barangnya. Sedangkan unsur persaingan pada banyak penjual yang
menjual produk yang sejenis.

Contoh: produk sabun yang memiliki keunggulan misalnya untuk kecantikan,
kesehatan dan lain-lain.

Ciri-ciri dari pasar monopolistik adalah:

1) Terdapat banyak penjual/produsen yang berkecimpung di pasar.
2) Barang yang diperjual-belikan merupakan differentiated product.
3) Para penjual memiliki kekuatan monopoli atas barang produknya sendiri.
4) Untuk memenangkan persaingan setiap penjual aktif melakukan promosi/iklan.
5) Keluar masuk pasar barang/produk relatif lebih mudah.

·         Pasar Oligopoli

Arti dari pasar oligopoli adalah suatu bentuk interaksi permintaan dan penawaran,
di mana terdapat beberapa penjual/produsen yang menguasai seluruh permintaan
pasar.

Ciri-ciri dari pasar oligopoli adalah:

1. Terdapat beberapa penjual/produsen yang menguasai pasar.
2. Barang yang diperjual-belikan dapat homogen dan dapat pula berbeda corak
(differentiated product), seperti air minuman aqua.
3. Terdapat hambatan masuk yang cukup kuat bagi perusahaan di luar pasar untuk
masuk ke dalam pasar.
4 . Satu di antaranya para oligopolis merupakan price leader yaitu penjual yang
memiliki/pangsa pasar yang terbesar. Penjual ini memiliki kekuatan yang besar
untuk menetapkan harga dan para penjual lainnya harus mengikuti harga tersebut.

Contoh dari produk oligopoli: semen, air mineral.

Kesimpulan

Struktur pasar juga sangat membantu proses terjadi produksi dan keuntungan yang maksimal. Karena dengan adanya struktur pasar konsumen dapat dengan mudah mendapatkan semua barang yang dibutuhkan tanpa harus merasa kesulitan. Dan inipun memungkinkan produsen mendapatkan keuntungan maksimal.

Penutup

Demikian makalah ini saya buat, semoga bermanfaat bagi kita semua.

Pertemuan Ke-6 dan 7


Ongkos Dan Penerimaan
1.      II. Ongkos Produksi dan Penerimaan

Kurva ongkos adalah kurva yang menunjukan hubungan antara jumlah ongkos produksi dengan tingkat output yang dihasilkan. Ongkos produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh factor-faktor produksi guna memproduksi output.

Macam-macam ongkos sebagai berikut :

1. Total fixd cost (ongkos total tetap) adalah jumlah ongkos yang tetap yang tidak dipengaruhi oleh tingkat produksi. Contoh penyusutan, sewa, dsb.
2. Total Variable Cost (Ongkos Variabel Total) adalah jumlah ongkos-ongkos yang dibayarkan yang besarnya berubah menurut tingkat yang dihasikan. Contoh ongkos bahan mentah, tenaga kerja, dsb.
3. Tota Cost (Ongkos Total adalah penjumlahan antara ongkos total tetap dengan ongkos total variable. TC = TFC + TVC
4. Average Fixed Cost (Ongkos Tetap Rata-rata) adalah ongkos tetap yang dibebankan kepada setiap unit output.

AFC = TFC/Q * Q = tingkat output

1. Average Fixed Cost (Ongkos Variabel Rata-rata) adalah ongkos variable yang dibebankan untuk setiap unit output.

AVC = TVC / Q

1. Average Total Cost (Ongkos Total Rata-rata) adalah ongkos produksi yang dibebankan untuk setiap unit output.

ATC = TC / Q

1. Marginal Cost (Ongkos Marginal) adalah tambahan atau berkurangnya ongkos total karena bertambahnya atau berkurangnya satu unit output.

M = ^TC/^Q = ^TVC/^Q

Ongkos produksi dibedakan menjadi :

1. 1. Ongkos Produksi Jangka Pendek

Dalam ongkos produksi jangka pendek perusahaan sudah mempunyai peralatan-peralatan untuk produksi seperti mesin, gedung dan tanah. Masalah yang perlu diperhatikan adalah masalah kebijaksanaan bahan baku, tenaga kerja dan lain-lain yang merupakan ongkos variable. Jadi dalam ongkos produksi jangka pendek ini terdapat ongkos tetap dan ongkos variable.

1. 2. Ongkos Produksi Jangka Panjang

Dalam ongkos produksi jangka panjang, perusahaan dapat menambah semua factor produksi, sehingga tidak ada ongkos tetap dalam jangka panjang. Semua pengeluaran merupakan ongkos variable.
Dalam analisa ekonomi kapasitas pabrik digambarkan oleh kurve di atas. Kapasitas ditunjukan oleh ACI, Kapasitas 2 ditunjukan oleh AC2 dan kapasitas 3 oleh AC3. Dengan demikian pengusaha mempunyai 3 alternatif kapasitas produksi beserta ongkosnya.



Dari gambar diatas menunjukan bahwa :

1. Produksi < 125 unit, kapsitas 1 menunjukan kapasitas yang paling efesian, karena ongkos produksi paling minimum.
2. Produksi antara 125 sammpai 140 unit, kapasitas 2 merupakan kapasitas yang paling efesien.
3. Produksi > 140 unit, kapasitas 3 merupakan kapasitas yang paling efesien.
Penerimaan

Penerimaan atau revenue adalah semua penerimaan produsen dari hasil penjualan barang atau outputnya. Macam-macam revenue sebagai berikut :

1. Total Revenue (TR) adalah penerimaan total dari penjualan output.

TR = P.Q dimana P = Price/harga, Q = Quantity / Jumlah barang

1. Averege Revenue (AR) adalah penerimaan per-unit dari penjualan output.

AR=TR/Q = P.Q / Q = P jadi AR =P

1. Marginal Revenue (MR) adalah kenaikan atau penurunan penerimaan sebagai akibat dari penambahan atau pengurangan satu unit output.

MR= ^TR /^Q

Bentuk-bentuk kurva TR, MR, AR tergantung dari jenis pasarnya.

Sifat-sifat dari konsep revenue sebagai berikut :

1. Total Revenue naik pada saat Eh dari kurva permintaan (AR) lebih dari 1 yang berarti penurunan harga 1%, berakibat kenaikan permintaan lebih dari 1%
2. Total Revenue Makasimum pada Eh = 1
3. c. Total Revenue turun pada saat Eh < 1 yang berarti penurunan harga 1 % berakibat kenaikan permintaan kurang dari 1%.

Keuntungan Maksinun

Keuntungan maksimum adalaha keuntugan penuh dari output yang telah di produksi sebelumnya. Dalam menentukan keuntungan maksimum ada 2 cara sebagai berikut :

1. Keuntungan maksimum dicari dengan jalan mencari selisih antara keuntungan maksimum dengan ongkos minimum.
2. Keuntungan maksimum terjadi pada saat MR = MC.

Keuntungan maksimum = TR maksimum – TC minimum

= 480 – 250

= 230

Berdasarkan gambar tersebut, keuntungan maksimum dapat dicapai pada kurva TR dan TC yang jarak vertikalnya paling lebar. Keuntungan maksimum dapat dapat dicapai pada saat MR berpotongan dengan MC.
Penutup
Demikian makalah ini saya buat, semoga bermanfaat bagi kita semua.
Kesimpulan
Ongkos dan penerimaan dengan adanya ongkos dan peneriman pelaku produsen dapat memaksimalakan semua barang yang dapat diproduksi dengan hasil bagus dan berkualitas tanpa merugikan pelaku produsen malah dapat menguntungkan dengan jumlah besar. Mendapatkan keuntungan maksimal dari hasil produsen adalah hal yang harus diperhatikan didalam melakukan proses produsen.
Daftar Pustaka



Pertemuan Ke-5


PERILAKU PRODUSEN
PENDAHULUAN
 A.   Latar Belakang
Ekonomi  adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan menciptakan kemakmuran. Inti masalah ekonomi adalah adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Atau dengan kata lain, problema dasar dari Ekonomi adalah bagaimana menggunakan semua sumber daya yang terbatas, untuk selanjutnya dapat memenuhi kebutuhan masyarakat sebaik-baiknya. Permasalahan itu kemudian menyebabkan kelangkaan, juga menyebabkan beberapa perilaku yang berasal dari produsen dan konsumen.
Secara umum, subyek dalam ekonomi dapat dibagi dalam dua besaran, yaitu mikro ekonomi  dan  makro ekonomi. Ilmu Ekonomi Makro adalah ilmu yang mempelajari Ekonomi dalam tatarannya terhadap Kebijakan Pemerintah, inflasi dan deflasi, tingkat pengangguran, dan seterusnya.  Sementara ilmu ekonomi mikro mempelajari variabel-variabel ekonomi dalam lingkup kecil misalnya perusahaan, rumah tangga.
Dalam ekonomi mikro ini dipelajari tentang bagaimana individu menggunakan sumber daya yang dimilikinya sehingga tercapai tingkat kepuasan yang optimum. Secara teori, tiap individu yang melakukan kombinasi konsumsi atau produksi yang optimum bersama dengan individu-individu lain akan menciptakan keseimbangan dalam skala makro dengan asumsi ceteris paribus.
Salah satu bagian dari pembahasan mikro ekonomi adalah mempermasalahkan kemampuan produsen, pada saat menggunakan sumber daya (input) yang ada untuk menghasilkan atau menyediakan produk yang bernilai maksimal bagi konsumennya.
Pembahasan tentang perilaku produsen inilah yang kemudian diangkat sebagai tema untuk melihat sejauh mana sebuah perusahaan dalam memproduksi kebutuhan konsumen-konsumennya. Sehingga kendala pada pengambilan keputusan seberapa banyak peralatan produksi dan jumlah tenaga kerja untuk memenuhi permintaan konsumen-konsumennya.
Dengan pendekatan Ekonomi Mikro, terutama yang menyangkut perilaku produsen, khususnya suatu hukum yang disebut “the law of diminishing of returns” serta produksi optimal, diharapkan dapat dicapai kesimpulan mengenai berapa tingkat penggunaan sumberdaya atau input sehingga mampu menghasilkan keuntungan maksimal bagi perusahaan.

A. Teori Produsen dan Fungsinya
Yang dimaksud dengan teori produksi adalah teori yang menjelaskan hubungan antara tingkat produksi dengan jumlah faktor-faktor produksi dan hasil penjualan outputnya. Di dalam menganalisis teori produksi, kita mengenal 2 hal yaitu produksi jangka pendek adalah bila sebagian faktor seorang produsen atau pengusaha dalam melakukan proses produksi untuk mencapai tujuannya harus menentukan dua macam keputusan:
  1. Berapa output yang harus diproduksikan;
  2. Berapa dan dalam kombinasi bagaimana faktor-faktor produksi (input)   dipergunakan.
Untuk menyederhanakan pembahasan secara teoritis, dalam menentukan keputusan tersebut digunakan dua asumsi dasar:
  1. Produsen atau pengusaha selalu berusaha mencapai keuntungan yang maksimum;
  2. Produsen atau pengusaha beroperasi dalam pasar persaingan sempurna.
Dalam teori ekonomi, setiap proses produksi mempunyai landasan teknis yang disebut fungsi produksi. Fungsi produksi adalah suatu fungsi atau persamaan yang menunjukkan hubungan fisik atau teknis antara jumlah faktor-faktor produksi yang dipergunakan dengan jumlah produk yang dihasilkan per satuan waktu, tanpa memperhatikan harga-harga, baik harga faktor-faktor produksi maupun harga produk. Secara matematis fungsi produksi tersebut dapat dinyatakan:
Y = f (X1, X2, X3, ……….., Xn)
Dimana: Y                       =  tingkat produksi (output) yang dihasilkan
X1, X2, X3,…, Xn         = berbagai faktor produksi (input) yang digunakan. Fungsi ini masih bersifat umum, hanya biasa menjelaskan bahwa produk yang dihasilkan tergantung dari faktor-faktor produksi yang dipergunakan, tetapi belum bias memberikan penjelasan kuantitatif mengenai hubungan antara produk dan faktor-faktor produksi tersebut. Untuk dapat memberikan penjelasan kuantitatif, fungsi produksi tersebut harus dinyatakan dalam bentuknya yang spesifik, seperti misalnya:
a) Y = a + bX ( fungsi linier)
b) Y = a + bX – cX2 ( fungsi kuadratis)
c) Y = aX1bX2cX3d ( fungsi Cobb-Douglas), dan lain-lain.
Dalam teori ekonomi, fungsi produksi diasumsikan tunduk pada suatu hukum yang disebut “The Law of Diminishing Returns (Hukum Kenaikan Hasil Berkurang)”.
Hukum ini menyatakan bahwa apabila penggunaan satu macam input ditambah sedang input-input yang lain tetap maka tambahan output yang dihasilkan dari setiap tambahansatu unit input yang ditambahkan tadi mula-mula naik, tetapi kemudian seterusnya menurun jika input tersebut terus ditambahkan.


B. Hubungan Produk dan Faktor Produksi

Hubungan produk dan faktor produksi yang digambarkan di atas mempunyai lima sifat yang perlu diperhatikan, yaitu :
  1. Mula-mula terdapat kenaikan hasil bertambah ( garis OB), di mana produk marginal semakin besar; produk rata-rata naik tetapi di bawah produk marginal.
  2. Pada titik balik (inflection point) B terjadi perubahan dari kenaikan hasil bertambah menjadi kenaikan hasil berkurang, di mana produk marginal mencapai maksimum( titik B’); produk rata-rata masih terus naik.
  3. Setelah titik B, terdapat kenaikan hasil berkurang (garis BM), di mana produk marginal menurun; produk rata-rata masih naik sebentar kemudian mencapai maksimum pada titik C’ , di mana pada titik ini produk rata-rata sama dengan produk marginal. Setelah titik C’
  4. Pada titik M tercapai tingkat produksi maksimum, di mana produk marginal sama dengan nol; produk rata-rata menurun tetapi tetap positif.
  5. Sesudah titik M, mengalami kenaikan hasil negatif, di mana produk marginal juga negatif produk rata-rata tetap positif.
Dari sifat-sifat tersebut dapat disimpulkan bahwa tahapan produksi seperti yang dinyatakan dalam The Law of Diminishing Returns dapat dibagi ke dalam tiga tahap, yaitu :
a. produksi total dengan increasing returns;
b. produksi total dengan decreasing returns; dan
c. produksi total yang semakin menurun.
Disamping analisis tabulasi dan analisis grafis mengenai hubungan antara produk total, produk rata-rata, dan produk marginal dari suatu proses produksi seperti diatas, dapat pula digunakan analisis matematis. Sebagai contoh, misalnya dipunyai fungsi produksi:
Y = 12X2 – 0,2 X3,
dimana :
Y = produk
X = faktor produksi.
C. Produksi Optimal
Konsep efisiensi dari aspek ekonomis dinamakan konsep efisiensi ekonomis atau efisiensi harga. Dalam teori ekonomi produksi, pada umumnya menggunakan konsep ini. Dipandang dari konsep efisiensi ekonomis, pemakaian faktor produksi dikatakan efisien apabila ia dapat menghasilkan keuntungan maksimum. Untuk menentukan tingkat produksi optimum menurut konsep efisiensi ekonomis, tidak cukup hanya dengan mengetahui fungsi produksi. Ada syarat lagi yang harus diketahui, rasio harga harga input-output. Secara matematis, syarat tersebut adalah sebagai berikut. Keuntungan (p) dapat ditulis : p = PY.Y -Px.X,
di mana:
Y              = jumlah produk;
PY            = harga produk;
X              = faktor produksi;
Px             = harga factor produksi.
D. Least cost combination
Persoalan least cost combination adalah menentukan kombinasi input mana yang memerlukan biaya terendah apabila jumlah produksi yang ingin dihasilkan telah ditentukan.
Dalam hal ini pengusaha masih dapat menghemat biaya untuk menghasilkan produk tertentu selama nilai input yang digantikan atau disubstitusi masih lebih besar dari nilai input yang menggantikan atau yang mensubstitusi. Jadi, selama DX2.P2 > DX1.P1 maka penggantian DX2 oleh DX1 masih menguntungkan.
http://www.endz4shared.co.cc/2010/03/1.html

PENUTUP
 Untuk mencapai tujuan perusahaan sebagai produsen, dalam melakukan proses produksi,  harus menentukan dua macam keputusan : 1) berapa output yang harus diproduksikan, dan 2) berapa dan dalam kombinasi bagaimana faktor-faktor produksi (input) dipergunakan. Kemudian untuk menyederhanakan pembahasan secara teoritis, dalam menentukan keputusan tersebut, maka  digunakan dua asumsi dasar : 1) bahwa produsen selalu berusaha mencapai keuntungan yang maksimum, dan 2) bahwa produsen beroperasi dalam pasar persaingan sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Boediono. 2002. Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No. 1 Ekonomi Mikro, Penerbit BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta.
 Engel, James F., Blackwell, Roger D., dan Miniard, Paul W., 1994. Perilaku Konsumen, Alih bahasa Budiyanto, Binarupa Aksara, Jakarta,.
http://Pakarbisnisonline.blogspot.com/2009/2/makalah-pengertian-pemasaran-dan.html  diakses tanggal 02 Januari 2009
N. Gregory Mankiw, 2006. Principles of Enconomics, Pengantar Ekonomi Mikro, Edisi 3, Penerbit Salemba Empat. Jakarta

Jumat, 09 Maret 2012

Pertemuan Ke-3 dan 4


KATA PENGATAR
Tiada kata terindah yang dapat penulis sampaikan, selain ucapan alhamdulillah hirrobil alamien dengan rasa penuh syukur ke hadirat Allah SWT, karena dengan Rahmat dan Hidayahnya serta pertolongan-Nya  penulisa dapat menyelesaikan makalah ini.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah semata-mata unuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah yang berjudul Perilaku Konsumen dalam Ilmu Ekonomi.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Harapan kami selaku penulis, mudah-mudahan  makalah ini nantinya dapat berguna dan bermanfaat khususnya bagi penulis, Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu segala saran dan kritik yang sifarnya membangun sangat penulis harapakan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi kita semua. Amien
BAB I
PENDAHULUAN
Pemahaman akan perilaku konsumen adalah tugas penting bagi para pemasar. Para pemasar mencoba memahami perilaku pembelian konsumen agar mereka dapat menawarkan kepuasan yang lebih besar kepada konsumen. Tapi bagaimanapun juga ketidakpuasan konsumen sampai tingkat tertentu masih akan ada. Beberapa pemasar masih belum menerapkan konsep pemasaran sehingga mereka tidak berorientasi pada konsumen dan tidak memandang kepuasan konsumen sebagai tujuan utama. Lebih jauh lagi karena alat menganalisis perilaku konsumen tidak pasti, para pemasar kemungkinan tidak mampu menetapkan secara akurat apa sebenarnya yang dapat memuaskan para pembeli. Sekalipun para pemasar mengetahui faktor yang meningkatkan kepuasan konsumen, mereka belum tentu dapat memenuhi faktor tersebut.
Tak diragukan lagi, konsumen tergolong aset paling berharga bagi semua bisnis. Tanpa dukungan mereka, suatau bisnis tidak bisa eksis. Sebaliknya jika bisnis kita sukses memberikan pelayanan terbaik, konsumen tidak hanya membantu bisnis kita tumbuh. Lebih dari itu, mereka biasanya akan membuat rekomendasi untuk teman dan relasinya. Menurut Susan A. Friedmann, setidaknya perlu memahami “10 ayat-ayat” berikut agar dapat menajamkan fokus dalam melayani konsumen. Ketahui siapa bos sebenarnya. Anda berbisnis untuk melayani konsumen, dan Anda hanya dapat melakukan itu apabila mengetahui keinginan mereka. Jika Anda sungguh-sungguh mendengarkan konsumen, mereka akan menjelaskan apa yang dikehendaki dan bagaimana sebaiknya Anda memberikan pelayanan terbaik untuk mereka. Jangan lupa bahwa yang “membayar” gaji kita dan memungkin bisnis ini berjalan adalah konsumen.
Jadilah pendengar yang baik. Luangkan waktu untuk menelaah kebutuhan konsumen dengan bertanya dan fokus terhadap apa yang telah mereka katakan. Perhatikan kata-katanya, intonasi suaranya, gerak badannya, dan yang terpenting bagaimana perasaan mereka. Jauhkan diri dari asumsi-asumsi dan berpikir intuitif tentang keinginan konsumen.
BAB II
PEMBAHASAN
TEORI PERILAKU KONSUMEN
Teori perilaku konsumen yang berkembang sebelum periode tahun 1960-an didasarkan pada teori ekonomi, yakni yang menjelaskan bahwa seorang konsumen akan menetapkan kuantitas komoditas yang dikonsumsi dengan cara memaksimumkan kepuasan (utilitas). Pada menentuan kuantitas tersebut, konsumen dihadapkan pada kendala pendapatan dan harga komoditas. Sementara itu, preferensi dan variabel yang lain dianggap tetap atau konstan yang disebut dengan istilah ceteris paribus.
Pada teori ekonomi mikro, teori konsumen hanya mempertimbangkan dari sisi kuantitas. Keputusan individu konsumen diturunkan dari perilaku konsumen didalam memaksimumkan utilitas dengan kendala pendapatan sebagaimana disajikan pada rumus berikut:
Oleh karena preferensi dan selera (taste) terkait dengan psikologi manusia, maka beberapa ahli mengembangkan teori perilaku konsumen dengan memasukan elemen-elemen psikologi dalam pengambilan keputusan konsumen. Elemen psikologi yang dimaksud meliputi kognisi, afeksi dan perilaku (psikomotorik).
Dengan demikian teori perilaku konsumen yang berkembang pada abad 20 adalah dengan menerapkan prinsip-prinsip psikologi dan ekonomi. Sebagaimana diuraikan oleh Sumarwan (2004) bahwa perkembangan tersebur tidak lepas dari pengaruh ilmuwan seperti George Katona, Robert Ferker, John A Howard dan Jogdish N Sheth.
Manfaat perilaku konsumen, Peran perilaku konsumen sangat beragam tergantung pada pemanfaat atau pengguna (stakeholder). Secara umum terdapat dua kelompok pemanfaat; yaitu kelompok peneliti (riset) dan kelompok yang berorientasi implementasi (Peter dan Olson, 1999). Pemanfaat yang tergolong dalam kelompok kedua meliputi: organisasi pemasaran (pemasar maupun produsen), lembaga pendidikan dan perlindungan konsumen, organisasi pemerintah dan politik, serta konsumen (Peter dan Olson, 1999 dan Sumarwan, 2004). Peran perilaku konsumen bagi pemasar atau produsen mampu :
-  Membujuk konsumen untuk membeli produk yang dipasarkan.
- Memahami konsumen dalam berperilaku, bertindak dan berfikir, agar pemasar atau produsen mampu memasarkan produknya dengan baik.
- Memahami mengapa dan bagaimana konsumen mengambil keputusan, sehingga pemasar atau
Peran perilaku konsumen bagi organisasi pemerintah dan politik adalah sebagai dasar perumusan kebijakan publik dan perundang-undangan untuk melindungi konsumen. Dalam hal ini pemerintah berkewajiban untuk mempengaruhi pilihan konsumen melalui pelarangan terhadap produk bisnis yang merugikan konsumen. Sebagai contoh, penarikan produk susu yang mengandung melamin yang pernah dilakukan oleh Departemen Kesehatan yang bekerjasama dengan Depertemen Perindustrian dan Perdagangan pada tahun 2008. Secara makro, Undang-Undang Pangan mempunyai dampak positif terhadap perkembangan perekonomian, yaitu melalui peningkatan produksi karena meningkatnya konsumsi sebagai akibat jaminan kehalalan produk (Sumarwan) 2004.
Kelompok konsumen individu maupun organisasi akan menukarkan sumberdaya yang dimiliki untuk memenuhi kebutuhannya. Sehingga dari perilaku konsumen dapat membantu mencapai tujuan dalam pemenuhan kebutuhan berbagai macam produk. Ditinjau dari pengambilan keputusan, konsumen terdiri atas konsumen potensial (Potencial consumer) atau calon konsumen dan konsumen yang sudah melakukan pembelian (Effective Consumer).
Pendekatan untuk mempelajari konsumen dalam membeli barang, ada 2 pendekatan :
1. Pendekatan Kardinal
2 Pendekatan Ordinal.
PendekatanKardinal
Kepuasan seorang konsumen dalam mengkonsumsi suatu barang dapat diukur dengan satuan kepuasan misalnya mata uang. Setiap tambahan satu unit barang yang dikonsumsi akan menambah kepuasan yang diperoleh konsumen tersebut dalam jumlah tertentu
Tambahan kepuasan yang diperoleh dari penambahan jumlah barang yang dikonsumsi disebut kepuasan marginal (Marginal Utility) Berlaku hukum tambahan kepuasan yang semakin menurun (The Law of Diminishing Marginal Utility), yaitu besarnya kepuasan marginal akan selalu menurun dengan bertambahnya jumlah barang yang dikonsumsi secara terus menerus.
Keseimbangan  Konsumen
• Keseimbangan konsumen tercapai jika konsumen memperoleh kepuasan maksimum dari mengkonsumsi suatu barang :
Syarat Keseimbangan:
1.  MUx/Px  =   MUy/Py   =   MUn/Pn
2.  Px Qx  +   Py QY  +……+  Pn Qn  =  M
MU       = marginal utility
P           = harga
M         = pendapatan konsumen
Pendekatan Ordinal
Kelemahan pendekatan kardinal terletak pada anggapan yang digunakan bahwa kepuasan konsumen dari mengkonsumsi barang dapat diukur dengan satuan kepuasan. Padakenyataannya pengukuran semacam ini sulit dilakukan.
Pendekatan ordinal mengukur kepuasan konsumen dengan angka ordinal (relatif).
Tingkat kepuasan konsumen dengan menggunakan kurva indiferens (kurva yg menunjukkan tingkat kombinasi jumlah barang yang dikonsumsi yang menghasilkan tingkat kepuasan yang sama).
Konsep Dasar Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen adalah proses yang dilalui oleh seseorang/ organisasi dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan membuang produk atau jasa setelah dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhannya. Perilaku konsumen akan diperlihatkan dalam beberapa tahap yaitu tahap sebelum pembelian, pembelian, dan setelah pembelian. Pada tahap sebelum pembelian konsumen akan melakukan pencarian informasi yang terkait produk dan jasa. Pada tahap pembelian, konsumen akan melakukan pembelian produk, dan pada tahap setelah pembelian, konsumen melakukan konsumsi (penggunaan produk), evaluasi kinerja produk, dan akhirnya membuang produk setelah digunakan.
Konsumen dapat merupakan seorang individu ataupun organisasi, mereka memiliki peran yang berbeda dalam perilaku konsumsi, mereka mungkin berperan sebagai initiator, influencer, buyer, payer atau user.
Dalam upaya untuk lebih memahami konsumennya sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, perusahaan dapat menggolongkan konsumennya ke dalam kelompok yang memiliki kemiripan tertentu, yaitu pengelompokan pengelompokan menurut geografi, demografi, psikografi, dan perilaku.
Perilaku Konsumen dan Strategi
Perilaku konsumen terkait dengan strategi pemasaran, di mana pemasaran harus mampu menyusun kriteria pembentukan segmen konsumen, kemudian melakukan pengelompokan dan menyusun profil dari konsumen tersebut. Kemudian, pemasar memilih salah satu segmen untuk dijadikan pasar sasaran. Dan setelah itu, pemasar menyusun dan mengimplementasikan strategi bauran pemasaran yang lengkap untuk segmen tersebut.
Studi tentang perilaku konsumen juga tidak terlepas pada masalah riset pemasaran. Riset pemasaran adalah salah satu perangkat dalam Sistem Informasi Manajemen (SIM), yang melakukan pengumpulan informasi tentang sikap, motivasi, keinginan, dan hal-hal lainnya tentang konsumen. Informasi ini digunakan sebagai dasar bagi pembentukan karakteristik dari segmen konsumen sehingga konsumen dapat dikelompokkan dan diidentifikasikan, dan dapat dibedakan dari segmen lainnya.

BAB III
PENUTUP
Teori perilaku konsumen yang berkembang sebelum periode tahun 1960-an didasarkan, pada teori ekonomi, Manfaat perilaku konsumen, Peran perilaku konsumen sangat beragam tergantung pada pemanfaat atau pengguna (stakeholder). Kelompok konsumen individu maupun organisasi akan menukarkan sumberdaya yang dimiliki untuk memenuhi kebutuhannya. Sehingga dari perilaku konsumen dapat membantu mencapai tujuan dalam pemenuhan kebutuhan berbagai macam produk.

Sumber : http://www.peutuah.com/makalah-teori-perilaku-konsumen/

Pertemuan Ke-1


BAB I
PENDAHULUAN
   1.1 Latar Belakang Masalah
Ilmu ekonomi adalah suatu bidang ilmu pengetahuan yang sangat luas liputannya. Oleh sebab itu sangatlah sukar untuk membuat definisi yang akan memberikan gambaran yang tepat mengenai analisis-analisis yang diliputi oleh ilmu ekonomi. Inilah latar belakang kami dalam membuat makalah ruang lingkup ekonomi.

BAB II
RUANG LINGKUP EKONOMI
Definisi Ilmu Ekonomi
Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan menciptakan kemakmuran. Inti masalah ekonomi adalah adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Permasalahan itu kemudian menyebabkan timbulnya kelangkaan.
Kata "ekonomi" sendiri berasal dari kata Yunani (oikos) yang berarti "keluarga, rumah tangga" dan (nomos), atau "peraturan, aturan, hukum," dan secara garis besar diartikan sebagai "aturan rumah tangga" atau "manajemen rumah tangga." Sementara yang dimaksud dengan ahli ekonomi atau ekonom adalah orang menggunakan konsep ekonomi dan data dalam bekerja.
Secara umum, subyek dalam ekonomi dapat dibagi dengan beberapa cara, yang paling terkenal adalah mikroekonomi vs makroekonomi. Selain itu, subyek ekonomi juga bisa dibagi menjadi positif (deskriptif) vs normatif, mainstream vs heterodox, dan lainnya. Ekonomi juga difungsikan sebagai ilmu terapan dalam manajemen keluarga, bisnis, dan pemerintah.                                                                                                                                       
Teori Ekonomi juga dapat digunakan dalam bidang-bidang selain bidang moneter, misalnya penelitian perilaku kriminal, penelitian ilmiah, kematian, politik, kesehatan, pendidikan, keluarga dan lainnya. Hal ini dimungkinkan karena pada dasarnya adalah ilmu yang mempelajari pilihan manusia. Banyak teori yang dipelajari dalam ilmu ekonomi diantaranya adalah teori pasar bebas, teori lingkaran ekonomi, invisible hand, informatic economy, daya tahan ekonomi, merkantilisme, briton woods, dan sebagainya.
Ada sebuah peningkatan trend untuk mengaplikasikan ide dan metode ekonomi dalam konteks yang lebih luas. Fokus analisa ekonomi adalah "pembuatan keputusan" dalam berbagai bidang dimana orang dihadapi pada pilihan-pilihan. misalnya bidang pendidikan, pernikahan, kesehatan, hukum, kriminal, perang, dan agama. Gary Becker dari University of Chicago adalah seorang perintis trend ini. Dalam artikel-artikelnya ia menerangkan bahwa ekonomi seharusnya tidak ditegaskan melalui pokok persoalannya, tetapi sebaiknya ditegaskan sebagai pendekatan untuk menerangkan perilaku manusia. Pendapatnya ini terkadang digambarkan sebagai ekonomi imperialis oleh beberapa kritikus.
Banyak ahli ekonomi tingkat tinggi merasa bahwa kombinasi antara teori dengan data yang ada sudah cukup untuk membuat kita mengerti fenomena yang ada di dunia. Ilmu ekonomi akan mengalami perubahan besar dalam ide, konsep, dan metodenya walaupun menurut pendapat kritikus, kadang-kadang perubahan tersebut malah merusak konsep yang benar sehingga tidak sesuai dengan kenyataan yang ada. Hal ini menimbulkan pertanyaan "apa seharusnya dilakukan para ahli ekonomi?"

Metodologin Ekonomi
Sering disebut sebagai The queen of social sciences, ilmu ekonomi telah mengembangkan serangkaian metode kuantitatif untuk menganalisis fenomena ekonomi. Jan Tinbergen pada masa setelah Perang Dunia II merupakan salah satu pelopor utama ilmu ekonometri, yang mengkombinasikan matematika, statistik, dan teori ekonomi. Kubu lain dari metode kuantitatif dalam ilmu ekonomi adalah model General equilibrium (keseimbangan umum), yang menggunakan konsep aliran uang dalam masyarakat, dari satu agen ekonomi ke agen yang lain. Dua metode kuantitatif ini kemudian berkembang pesat hingga hampir semua makalah ekonomi sekarang menggunakan salah satu dari keduanya dalam analisisnya. Di lain pihak, metode kualitatif juga sama berkembangnya terutama didorong oleh keterbatasan metode kuantitatif dalam menjelaskan perilaku agen yang berubah-ubah.


Masalah pokok ekonomi dan pengaruh mekanisme harga
MASALAH POKOK EKONOMI
Dalam memenuhi kebutuhannya, manusia dihadapkan pada berbagai masalah. Hal ini dimungkinkan karena jumlah dan macam kebutuhan manusia tidak terbatas. Masalah pokok ekonomi yang dihadapi manusia dibedakan menjadi dua macam, yaitu masalah bagi produsen dan konsumen.
1. Masalah ekonomi bagi produsen
    Berikut masalah ekonomi yang harus dihadapi oleh produsen :
       a. Barang apa yang harus diproduksi (what)
       b. Bagaimana barang tersebut diproduksi (why)
       c. Untuk siapa barang tersebut diproduksi (what for)
2. Masalah ekonomi yang dihadapi konsumen
    Masalah pokok yang dihadapi konsumen adalah terbatasya alat pemuas, padahal kebutuhan           manusia tidak terbatas. Agar konsumen dapat memenuhi berbagai kebutuhannya maka   konsumen akan menyusun skala prioritas. Adapun hal-hal yang mempengaruhi skala prioritas adalah tingkat pendapatan atau penghasilan, kedudukan seseorang, dan faktor lingkungan.

PENGARUH MEKANISME HARGA
Krisis finansial global yang terjadi sejak akhir tahun 2007 telah menyebabkan perlambatan ekonomi global secara bertahap. Diperkirakan daya beli masyarakat menurun. Banyak pihak yang mengatakan bahwa krisis hanya terjadi pada negara maju seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa. Namun perlu diingat bahwa sebagian besar negara yang kekuatan pasarnya sedang tumbuh (energing market) menguasai 60% pangsa pasar ekspor ke Amerika Serikat dan negara-negara maju. Karena itu, jika terjadi penurunan permintaan, pasti akan berdampak terhadap permintaan barang-barang dari negara-negara yang sedang tumbuh (emerging countries). Tentu hal ini akan berakibat pada menurunnya kinerja berbagai sektor usaha, khususnya industri.
Harapan untuk segera terlepas dari himpitan krisis ekonomi yang terjadi sejak akhir tahun 2007 nampaknya bukan merupakan sesuatu yang berlebihan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa indikator ekonomi, seperti tingkat suku bunga perbankan yang terus menurun, menyesuaikan suku bunga SBI, inflasi yang semakin terkendali serta transaksi di bursa efek yang semakin bergairah. Kondisi tersebut setidaknya dapat ditangkap sebagai sinyal bahwa Indonesia sudah mulai memasuki tahap recovery atau kebangkitan.
Memang masih banyak faktor lain yang mempengaruhi dan sekaligus menentukan tingkat prosentase pemulihan ekonomi dan tingkat suku bunga bank, inflasi serta kondisi bursa efek pada umumnya dapat dijadikan sebagai barometer.

Pengertian Sistem Perekonomian

Sistem perekonomian adalah sistem yang digunakan oleh suatu negara untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya baik kepada individu maupun organisasi di negara tersebut. Perbedaan mendasar antara sebuah sistem ekonomi dengan sistem ekonomi lainnya adalah bagaimana cara sistem itu mengatur faktor produksinya. Dalam beberapa sistem, seorang individu boleh memiliki semua faktor produksi. Sementara dalam sistem lainnya, semua faktor tersebut di pegang oleh pemerintah. Kebanyakan sistem ekonomi di dunia berada di antara dua sistem ekstrim tersebut.
Selain faktor produksi, sistem ekonomi juga dapat dibedakan dari cara sistem tersebut mengatur produksi dan alokasi. Sebuah perekonomian terencana (planned economies) memberikan hak kepada pemerintah untuk mengatur faktor-faktor produksi dan alokasi hasil produksi. Sementara pada perekonomian pasar (market economic), pasar lah yang mengatur faktor-faktor produksi dan alokasi barang dan jasa melalui penawaran dan permintaan.

Perkembangan Sistem Perekonomian Indonesia

1. Sistem Ekonomi Demokrasi

Indonesia mempunyai landasan idiil yaitu Pancasila dan landasan konstitusional yaitu UUD 1945. Oleh karena itu, segala bentuk kegiatan masyarakat dan negara harus berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Sistem perekonomian yang ada di Indonesia juga harus berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Sistem perekonomian nasional yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 disusun untuk mewujudkan demokrasi ekonomi dan dijadikan dasar pelaksanaan pembangunan ekonomi. Sistem perekonomian Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 disebut sistem ekonomi demokrasi. Dengan demikian sistem ekonomi demokrasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem perekonomian nasional yang merupakan perwujudan dari falsafah Pancasila dan UUD 1945 yang berasaskan kekeluargaan dan kegotongroyongan dari, oleh, dan untuk rakyat di bawah pimpinan dan pengawasan pemerintah.
Pada sistem demokrasi ekonomi, pemerintah dan seluruh rakyat baik golongan ekonomi lemah maupun pengusaha aktif dalam usaha mencapai kemakmuran bangsa. Selain itu, negara berperan dalam merencanakan, membimbing, dan mengarahkan kegiatan perekonomian. Dengan demikian terdapat kerja sama dan saling membantu antara pemerintah, swasta, dan masyarakat.
2. Sistem Ekonomi Kerakyatan
Sistem ekonomi kerakyatan berlaku di Indonesia sejak terjadinya Reformasi di Indonesia pada tahun 1998. Pemerintah bertekad melaksanakan sistem ekonomi kerakyatan dengan mengeluarkan ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor IV/MPR/1999, tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara yang menyatakan bahwa sistem perekonomian Indonesia adalah sistem ekonomi kerakyatan. Pada sistem ekonomi kerakyatan, masyarakat memegang aktif dalam kegiatan ekonomi, sedangkan pemerintah menciptakan iklim yang sehat bagi pertumbuhan dan perkembangan dunia usaha.

Sistem Perekonomian Indonesia

Kemunculan suatu aliran ekonomi di dunia, akan selalu terkait dengan aliran ekonomi yang muncul sebelumnya. Begitu pula dengan garis hidup perekonomian Indonesia. Pergulatan kapitalisme dan sosialisme begitu rupa mempengaruhi ideologi perekonomian Indonesia.
Era pra-kemerdekaan adalah masa di mana kapitalisme mencengkeram erat Indonesia, dalam bentuk yang paling ekstrim. Pada masa ini, Belanda sebagai agen kapitalisme benar-benar mengisi tiap sudut tubuh bangsa Indonesia dengan ide-ide kapitalisme dari Eropa. Dengan ide kapitalisme itu, seharusnya bangsa Indonesia bisa berada dalam kelas pemilik modal. Tetapi, sebagai pemilik, bangsa Indonesia dirampok hak-haknya. Sebuah bangsa yang seharusnya menjadi tuan di tanahnya sendiri, harus menjadi budak dari sebuah bangsa asing. Hal ini berlangsung hingga bangsa Indonesia mampu melepaskan diri dari penjajahan belanda.
“Perekonomian Indonesia berdasarkan atas asas kekeluargaan.” Demikianlah kira-kira substansi pokok sistem perekonomian Indonesia paska kemerdekaan. Lalu apa hubungan substansi ini dengan dua aliran utama perekonomian dunia? Adakah korelasi sistem perekonomian Indonesia paska kemerdekaan ini dengan dua mainstrem tadi? Atau malah kapitalisme dan sosialisme sama sekali tidak berperan dalam melahirkan sistem perekonomian Indonesia?
Sebelum menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas ada baiknya kita cari tahu dahulu seperti apakah sistem perekonomian Indonesia. Dengan melihat seperti apakah sistem perekonomian Indonesia secara tidak langsung kita sedikit-banyak akan menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas.
Di atas disinggung bahwa sistem perekonomian Indonesia beradasarkan asas kekeluargaan. Lalu, apa asas kekeluargaan itu?
Dalam UUD 1945 pasal 33 ayat 1 yang berbunyi, “ Perekonomian disusun atas usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan, di sini secara jelas nampak bahwa Indonesia menjadikan asas kekeluargaan sebagai fondasi dasar perekonomiannya. Kemudian dalam pasal 33 ayat 2 yang berbunyi, “Cabang-cabang produksi yang bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara”, dan dilanjutkan pada pasal 33 ayat 3 yang berbunyi, “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan di pergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat,” dari bunyinya dapat dilihat bahwa dua pasal ini mengandung intisari asas itu. Hal ini tercemin dari penguasaan negara akan sumber-sumber daya alam dan kemudian tindak lanjutnya adalah kembali pada rakyat, secara tersirat di sini nampak adanya kolektivitas bersama dalam sebuah negara. Meskipun dalam dua pasal ini tidak terlalu jelas kandungan asas kekeluargaanya, namun melihat pasal sebelumnya, kedua pasal inipun akan jadi terkait dengan asas kekeluargaan itu.
Kemudian dalam pasal 27 ayat dua yang berbunyi, “Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.” Makna kekeluargaan di sini lebih jelas di bandingkan pasal 33 ayat 2 dan 3. Ada hak yang menjembatani antara negara dan warga negara. Hubungan ini tidak hanya sekedar apa yang harus di lakukan dan bagaimana memperlakukan. Tetapi ada nilai moral khusus yang menjadikannya istimewa. Dan nilai moral itu adalah nilai-nilai yang muncul karena rasa kekeluargaan. Dan hal ini pun tidak jauh beda dengan yang ada dalam pembukaan UUD, di dalamnya asas kekeluargaan juga muncul secara tersirat.
Mengacu pada pasal-pasal di atas, asas kekeluargaan dapat digambarkan sebagai sebuah asas yang memiliki substansi sebagai berikut; kebersamaan, idealis keadilan, persamaan hak, gotong-royong, menyeluruh, dan nilai-nilai kemanusiaan.
Menilik dari substansi-substansi itu dapat diketahui bahwa sosialisme telah mengakar ke dalam tubuh perekonomian Indonesia. Ada bagian-bagian aliran sosialisme yang menjadi bagian sistem ekonomi kita. Dan yang perlu di garis bawahi, bagian-bagian aliran sosialisme yang diadopsi itu bukanlah bagian secara keseluruhan, melainkan hanya bagian-bagian yang dianggap sesuai dan baik untuk Indonesia.
Kemudian bagaimana dengan kapitalisme?
Kapitalisme lahir di Eropa dengan ide-ide pasar bebasnya. Tapi apakah hanya itu saja ide-ide kapitalisme? Dengan lantang kita akan menjawab tidak, sistem pasar bebas sendiri hanya bagian umum dari ide-ide kapitalisme, jadi tentu ada bagian-bagian yang lebih substantif dalam kapitalisme. Sebut saja, kebebasan bertindak, kepemilikan hak, kebebasan mengembangkan diri, dan banyak lagi, tentu ini adalah substansi kapitalisme yang baik, di luar itu lebih banyak lagi substansi-substansi kapitalisme yang tidak sesuai dengan sistem perekonomian Indonesia. Sejenak kita berfikir bahwa substansi-substansi itu bukankah ada dalam sistem ekonomi Indonesia.
Jadi antara kapitalisme dan sistem ekonomi Indonesia memang memiliki kaitan yang cukup erat, seperti halnya hubungan sosialisme dengan sistem ekonomi indonesia . Hal ini juga dipertegas dalam UUD’45, dalam pasal 27 ayat 2 yang telah dibahas di atas. Selain ada unsur sosialisme ternyata dalam pasal ini juga mengandung unsur kapitalisme. Hak untuk memilik pekerjaan ternyata juga termasuk hak kepemilikan yang merupakan substansi kapitalisme. Selain itu dalam pasal ini juga tersirat bahwa kewajiban negara adalah sebagai agen pelindung individu-individu sebagai warga negara. Tanggung jawab negara terhadap hak-hak individu ini adalah bagian dari substansi kapitalisme yang menjadikan individu-individu sebagai subjek.

Pelaku-pelaku Ekonomi dalam Sistem Perekonomian Indonesia

Setiap negara mempunyai permasalahan ekonomi dan setiap negara mempunyai cara tersendiri dalam mengatasinya. Ada negara yang dengan tegas menentukan bahwa pemerintah yang harus mengatasi setiap masalah ekonomi, dan pemerintahlah pula yang mengatur semua kegiatan ekonomi. Sebaliknya ada negara yang berpendapat bahwa dalam mengatasi setiap masalah ekonomi dan mengatur semua kegiatan ekonomi diserahkan pada pihak swasta. Selain itu ada juga negara yang mencari jalan tengah antara keduanya. Bagaimana setiap negara menjawab permasalahan-permasalahan ekonomi menunjukkan sistem ekonomi yang dianutnya. Dalam rangka menjalankan sistem ekonominya, negara akan membutuhkan pelaku-pelaku ekonomi.
Terdapat tiga pelaku utama yang menjadi kekuatan sistem perekonomian di Indonesia, yaitu perusahaan negara (pemerintah), perusahaan swasta, dan koperasi. Ketiga pelaku ekonomi tersebut akan menjalankan kegiatan-kegiatan ekonomi dalam sistem ekonomi kerakyatan. Sebuah sistem ekonomi akan berjalan dengan baik jika pelaku-pelakunya dapat saling bekerja sama dengan baik pula dalam mencapai tujuannya. Dengan demikian sikap saling mendukung di antara pelaku ekonomi sangat dibutuhkan dalam rangka mewujudkan ekonomi kerakyatan.
1. Pemerintah (BUMN)
A. Pemerintah sebagai Pelaku Kegiatan Ekonomi
Peran pemerintah sebagai pelaku kegiatan ekonomi berarti pemerintah melakukan kegiatan konsumsi, produksi, dan distribusi.
1 ) Kegiatan produksi
Pemerintah dalam menjalankan perannya sebagai pelaku ekonomi, mendirikan perusahaan negara atau sering dikenal dengan sebutan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Sesuai dengan UU No. 19 Tahun 2003, BUMN adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. BUMN dapat berbentuk Perjan (Perusahaan Jawatan), Perum (Perusahaan Umum), dan Persero (Perusahaan Perseroan). BUMN memberikan kontribusi yang positif untuk perekonomian Indonesia. Pada sistem ekonomi kerakyatan, BUMN ikut berperan dalam menghasilkan barang atau jasa yang diperlukan dalam rangka mewujudkan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pelaksanaan peran BUMN tersebut diwujudkan dalam kegiatan usaha hampir di seluruh sektor perekonomian, seperti sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, manufaktur, pertambangan, keuangan, pos dan telekomunikasi, transportasi, listrik, industri, dan perdagangan serta konstruksi. BUMN didirikan pemerintah untuk mengelola cabang-cabang produksi dan sumber kekayaan alam yang strategis dan menyangkut hajat hidup orang banyak. Misalnya PT Dirgantara Indonesia, PT Perusahaan Listrik Negara, PT Kereta Api Indonesia (PT KAI), PT Pos Indonesia, dan lain sebagainya. Perusahaan-perusahaan tersebut didirikan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, serta untuk mengendalikan sektor-sektor yang strategis dan yang kurang menguntungkan.
2 ) Kegiatan konsumsi
Seperti halnya yang telah kalian pelajari pada bab 8 mengenai pelaku-pelaku ekonomi, pemerintah juga berperan sebagai pelaku konsumsi. Pemerintah juga membutuhkan barang dan jasa untuk menjalankan tugasnya. Seperti halnya ketika menjalankan tugasnya dalam rangka melayani masyarakat, yaitu mengadakan pembangunan gedung-gedung sekolah, rumah sakit, atau jalan raya. Tentunya pemerintah akan membutuhkan bahan-bahan bangunan seperti semen, pasir, aspal, dan sebagainya. Semua barang-barang tersebut harus dikonsumsi pemerintah untuk menjalankan tugasnya. Contoh-contoh mengenai kegiatan konsumsi yang dilakukan pemerintah masih banyak, seperti membeli barang-barang untuk administrasi pemerintahan, menggaji pegawai-pegawai pemerintah, dan sebagainya.
3 ) Kegiatan distribusi
Selain kegiatan konsumsi dan produksi, pemerintah juga melakukan kegiatan distribusi. Kegiatan distribusi yang dilakukan pemerintah dalam rangka menyalurkan barang-barang yang telah diproduksi oleh perusahaanperusahaan negara kepada masyarakat. Misalnya pemerintah menyalurkan sembilan bahan pokok kepada masyarakat-masyarakat miskin melalui BULOG. Penyaluran sembako kepada masyarakat dimaksudkan untuk membantu masyarakat miskin memenuhi kebutuhan hidupnya. Kegiatan distribusi yang dilakukan oleh pemerintah harus lancar. Apabila kegiatan distribusi tidak lancar akan memengaruhi banyak faktor seperti terjadinya kelangkaan barang, harga barang-barang tinggi, dan pemerataan pembangunan kurang berhasil. Oleh karena itu, peran kegiatan distribusi sangat penting.
B . Pemerintah sebagai Pengatur Kegiatan Ekonomi
Pemerintah dalam melaksanakan pembangunan di bidang ekonomi tidak hanya berperan sebagai salah satu pelaku ekonomi, akan tetapi pemerintah juga berperan dalam merencanakan, membimbing, dan mengarahkan terhadap jalannya roda perekonomian demi tercapainya tujuan pembangunan nasional.
2. Swasta (BUMS)
BUMS adalah salah satu kekuatan ekonomi di Indonesia. BUMS merupakan badan usaha yang didirikan dan dimiliki oleh pihak swasta. Tujuan BUMS adalah untuk memperoleh laba sebesar-besarnya. BUMS didirikan dalam rangka ikut mengelola sumber daya alam Indonesia, namun dalam pelaksanaannya tidak boleh bertentangan dengan peraturan pemerintah dan UUD 1945. BUMS dalam melakukan perannya mengandalkan kekuatan pemilikan modal. Perkembangan usaha BUMS terus didorong pemerintah dengan berbagai kebijaksanaan.
Perusahaan-perusahaan swasta sekarang ini telah memasuki berbagai sektor kehidupan antara lain di bidang perkebunan, pertambangan, industri, tekstil, perakitan kendaraan, dan lain-lain. Perusahaan swasta terdiri atas dua bentuk yaitu perusahaan swasta nasional dan perusahaan asing.
3. Koperasi
Badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hokum koperasi denga melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi, sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.

BAB III
PENUTUP
A.   Kesimpulan
Setelah menguraikan secara singkat diatas tentang RUANG LINGKUP EKONOMI, saya dapat menyimpulkan sebagai berikut :
Ekonomi adalah semua hal yang menyangkut tentang segala kehidupan manusia (secara individu, negara ,internasional).
Kebutuhan merupakan kegunaan yg timbul dari dalam diri seseorang/masyarakat dalam bentuk tuntutan untuk memperoleh pemenuhan.kebutuhan manusia dapat dilihat dari berbagai segi,untuk memperoleh pemenuhannya manusia menggunakan barang/jasa.
B.   Saran
Kepada rekan-rekan pembaca, kami mengharap adanya kritik dan saran yang membangun. Karena kami sadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan.

Daftar Pustaka

William d. nordhaus. Ilmu ekonomi.Media Global Edukasi, Jakarta
Ritonga, dkk. Pelajaran Ekonomi. Jakarta:Erlangga.
Sukwiaty, dkk. Ekonomi SMA. Bandung:Yudhistira




Pertemuan Ke-2


KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang  telah memberikan rahmat serta karunianya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang Alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Penentuan Harga Permintaan & Penawaran“.
Dalam ilmu ekonomi terdapat permintaan (demand) dan penawaran(supply) yang saling bertemu dan membentuk satu titik pertemuan dalam satuan harga dan kuantitas  (jumlahbarang). Setiap transaksi perdagangan pasti ada permintaan, penawaran, harga dan kuantitas  yang  saling mempengaruhi satu sama  lain.
Secara garis besar, makalah ini akan membahas fungsi permintaan dan penawaran sebagai alat kendali transaksi yang terjadi di kehidupan sehari-hari dengan berfokus pada studi kasus yang sebelumnya  telah dipilih menjadi topik yang menarik untuk diulas dan di diskusikan permasalahannya.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi khalayak umum, khususnya bagi mahasiswa dan mahasiswi. Kami mohon   maaf jika makalah ini belumlah sempurna. Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan.
                                                                                   
                                                                                         
Daftar isi

Pendahuluan

Latar belakang...........................................................................................................1
Rumusan masalah......................................................................................................1
Tujuan........................................................................................................................2
Manfaat......................................................................................................................2
Isi
Permintaan..................................................................................................................3
Faktor – faktor yang mempengaruhi permintaan........................................................3
Kurva permintaan........................................................................................................4
Penawaran...................................................................................................................5
Faktor – faktor yang mempengaruhi penawaran.........................................................5
Kurva penawaran.........................................................................................................6
Contoh kasus...............................................................................................................7
Pemecahan masalah ....................................................................................................8
Kesimpulan ………………………………………………………………………….9
Saran……………………………………………………………………………… ...9
Daftar pustaka…………………………………………………………………….....10






BAB I
PENDAHULUAN
1. 1  LATAR BELAKANG
          Kehadiran pasar dalam kehidupan sehari – hari  bertujuan untuk memudahkan pertukaran produk, jasa dan sumber daya. Para pembeli dan para penjual ada di pasar dan mempunyai keinginan untuk membeli atau menjual dengan menawarkan atau menanyakan harga dalam jumlah tententu. Sekalipun suatu transaksi tidak berlangsung, kejadian ini dianggap sebagai penetapan harga produk.
1. 2  RUMUSAN MASALAH
    Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam diskusi ini adalah :
  •     Apakah yang dimaksud dengan permintaan ?
  •    Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi permintaan ?
  •  Bagaimana bentuk dari kurva permintaan ?
  • Apakah yang dimaksud dengan penawaran ?
  • Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi penawaran ?
  •  Bagaimana bentuk dari kurva penawaran ?
  • Bagaimana mencari solusi yang bijak dari contoh kasus permintaan dan penawaran dalam kehidupan sehari –hari ?
1. 3 TUJUAN
          Adapun tujuan dari diskusi ini adalah
1.     Memahami arti dari permintaan dan penawaran yang terjadi dalam berbagai bentuk pasar
2.     Mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi permintaan dan penawaran di pasar
3.     Mencari solusi dan menyelesaikan masalah contoh kasus yang berkaitan dengan permintaan dan penawaran
1. 4 MANFAAT
          Manfaat dari diskusi ini adalah untuk mengamati keadaan dalam pasar

BAB II
ISI
2. 1  Permintaan
          Dalam kehidupan sehari – hari manusia mempunyai banyak kebutuhan yang harus dipenuhi mulai dari kebutuhan pokok (primer) maupun kebutuhan sekunder. Oleh karena itu adanya kebutuhan terhadap satu atau beberapa macam barang yang senantiasa harus dipenuhi setiap orang melahirkan permintaan. Permintaan diartikan sebagai kesanggupan pembeli untuk meminta atau membeli berbagai jumlah barang atau jasa pada berbagai tingkat harga dalam waktu tertentu. Dalam konsep permintaan, perbandingan hubungan antara harga dan jumlah barang yang diminta disebut hokum permintaan. Berikut ini bunyi hukum permintaan yang dikemukakan oleh Alfred Marshall.
          “ jika harga suatu barang naik, maka jumlah barang yang akan diminta akan berkurang. Sebaliknya, jika harga barang turun, maka jumlah barang yang diminta kan bertambah. “
2. 2 Faktor – faktor yang mempengaruhi permintaan
1.     Pendapatan konsumen
Jika pendapatan konsumen naik, konsumen cenderung membeli barang banyak. Sebaliknya, jika pendapatan konsumen turun, maka konsumen cenderung membeli barang lebih sedikit.
2.     Harga barang substitusi dan komplementer
Perubahan harga barng yang memiliki fungsi yang sama,akan mempengaruhi jumlah barang yang akan diminta. Jika harga barang substitusi naik, konsumen cenderung meminta barang lebih banyak.
3.     Selera konsumen
Jika selera konsumen naik, maka jumlah barang yang diminta akan bertambah.
4.     Jumlah penduduk
Jumlah penduduk yang besar menyebabkan meningkatkan jumlah barang yang diminta.
5.      perkiraan harga ke depan
jika konsumen memperkirakan harga suatu barang akan naik dikemudian hari maka jumlah barang yang akan dibeli akan lebih banyak pada masa  sekarang ini.
2. 3 Kurva permintaan
 
Kurva disamping menunjukan bahwa permintaan sangat bergantung pada harga, jika harga naik maka jumlah barang yang diminta akan berkurang.
2. 4 Penawaran
          Penawaran adalah keinginan dan kemampuan para penjual atau penyalur untuk menawarkan berbagai jumlah barang dalam suatu tingkat harga tertentu dan dalam periode tertentu. Dalam konsep penawaran, perbandingan hubungan antara harga dan jumlah barang yang dijual  disebut hukum penawaran. Berikut ini bunyi hukum penawaran yang dikemukakan oleh Alfred Marshall.
          “ jika harga suatu barang naik, maka jumlah barang yang ditawarkan akan bertambah. Sebaliknya, jika harga suatu barang turun, maka jumlah barang yang ditawarkan akan berkurang.”
2. 5 Faktor – faktor yang mempengaruhi penawaran
1. Biaya produksi
Jika biaya yang dikeluarkan dalam memproduksi barang rendah, maka jumlah barang yang dihasilkan(ditawarkan) akan banyak. Sebaliknya, jika biaya yang dikeluarkan dalam memproduksi barang besar, maka jumlah barang yang dihasilkan(ditawarkan) akan sedikit.
      2. Kemampuan perusahaan berproduksi
Jika perusahaan memiliki kemampuan yang tinggi untuk menghasilkan produk, tentu jumlah produk yang dihasilkan juga akan semakin besar sehingga jumlah barang yang ditawarkannya pun akan semakin tinggi dan besar.
      3. Harapan perusahaan
Jika pengusaha memiliki harapan besar untuk mendapatkan laba dari usahanya, maka produk yang dihasilkan pun akan semakin besar sehingga meningkatkan julah barang yang akan ditawarkan.
      4. Ketersediaan sumber produksi
Jika cukup banyak tersedia sumber produksi, maka proses produksinya akan semakin lancer sehingga memungkinkan untuk memperbesar jumlah yang dihasilkannya.
      5. Jumlah barang yang diminta konsumen
Semakin besar jumlah barang yang diminta konsumen, maka akan mendorong perusahaan untuk memperluas produksinya sehingga jumlah produknya yang di hasilkan semakin besar.
2. 6 Kurva penawaran
 
Kurva disamping menunjukan bahwa penawaran sangat bergantung pada harga, jika harga naik maka jumlah barang yang ditawarkan akan bertambah.
2. 7 contoh kasus
Liputan6.com, Jakarta: Kenaikan Bahan Bakar Minyak atau BBM baru akan dimulai 1 April mendatang. Tapi dampaknya sudah terasa sekarang. Harga-harga berbagai kebutuhan pokok naik. Padahal belum disetujui DPR. Demikian informasi yang dirangkum SCTV, Kamis (8/3).
Pemerintah memang mau tak mau mengusulkan kenaikan harga BBM. Sebab jika tidak biaya subsidi bakal melonjak menjadi Rp 191 triliun tahun ini. Perubahan harga ini dipicu harga minyak mentah yang mencapai US$ 118 dollar per barrel. Kalau ada kenaikan BBM pasti itu pilihan terakhir, pilihan yang pahit. Persoalannya adalah sekarang bagaimana agar masyarakat yang terkena dampak itu kita lindungi buruh, petani, nelayan, masyarakat rentan, UMKM,” tutur Menko Perekonomian Hatta Radjasa.
Menyikapi situasi ini pemerintah menyatakan memiliki program untuk menekan dampak kenaikan harga BBM terhadap masyarakat miskin. Kompensasi ini nantinya akan berupa bantuan langsung sementara masyarakat sebesar Rp 150 ribu per keluarga. Dana dibagikan untuk 18 setengah juta keluarga miskin dengan anggaran Rp 25,6 triliun.
Kedua berupa tambahan subsidi beras miskin selama dua bulan. Anggarannya sebesar Rp 5,3 triliun. Ketiga subsidi berupa penambahan jumlah beasiswa untuk pelajar dari keluarga miskin dengan anggaran Rp 3,4 triliun. Kemudian keempat subsidi bagi angkutan umum massal seperti kapal penumpang, kereta api, serta bus umum sebesar Rp 5 triliun.
Pengamat Ekonomi Didik J. Rachbini menilai bengkaknya subsidi BBM saat ini adalah buah dari lemahnya peran negara menentukan alokasi anggaran. “Karena salah kaprah dalam kebijakan BBM yang ragu-ragu atau momentumnya hilang. Dan salah kaprah APBN-nya menjadi hancur dan tidak mempunyai kapasitas untuk membangun infrastruktur,” jelas Didik.(AIS).
2.8 pemecahan masalah
Kenaikan harga bbm yang cukup signifikan membuat semua harga bahan poko melambung. Kenaikan harga bbm mulai di jalankan pada awal april tetapi nyatanya sekarang ini harga-harga lain sudah merangkak naik. Hal ini cukup membuat penduduk indonesia kalang kabut atas semua ini.
Pemerintah telah menyiapkan siasat dalam menanggapinya yaitu :
  • Bantuan langsung tunai sementara kepada keluarga miskin sebesar Rp. 150 ribu / keluarga
  • Tambahan subsidi beras kepada keluarga miskin selama dua bulan
  • Subsidi penambahan jumlah beasiswa kepada keluarga miskin
  • Subsidi bagi angkutan umum masal seperti kapal penumpang, kereta api, dan bus umum.
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat di ambil dari diskusi ini adalah :
1.     Banyak faktor permintaan dan penawaran yang apabila suatu harga pokok naik maka akan berakibat juga kepada kenaikan harga yang lainnya.
2.     Kenaikan harga bbm yang akan baru dilaksanakan april nyatanya membuat harga bahan rumah tangga naik sebelum bulan april.
3.     Banyaknya siasat yang di keluarkan pemerintah guna menanggulangi krisi yang akan di hadapi apabila kenaikan ini terjadi.
Saran
Saran untuk pemerintah yaitu apabila benar terjadi kenaikan harga bbm terjadi agar tidak terlalu berdampak membuat harga bahan pokok adalah dengan mengadakan sesering mungkin operasi pasar. Karena dengan ini dirasa bisa sedikit membuat penahanan harga bahan pokok yang melambung.
Daftar pustaka :
-      Eeng ahman. Membina kompetensi ekonomi untuk kelas X. grafindo media pratama.
-      Endro sariono. Slamet subekti. Burhanuddin A. usman. M.jaharuddin. M.alwi. manusia dan perilaku ekonomi. Ganeca
-      http://liputan6.com